Apakah Perawatan Kulit Jepang Sudah Kehilangan Kilaunya?

Apakah Perawatan Kulit Jepang Sudah Kehilangan Kilaunya? – Cara orang Jepang dalam melakukan sesuatu, begitu lembut, sehingga Zen, dengan fokusnya pada momen dan pengalaman indrawi, telah dibayangi oleh gelombang Korea, setidaknya dalam hal perawatan kulit dan kecantikan.

Selama sekitar satu dekade terakhir, dengan munculnya merek-merek kecantikan Korea yang lincah dan menarik yang dipicu oleh pesatnya popularitas budaya pop Korea, J-beauty tampaknya tidak lagi ambil bagian.Namun jangan salah, merek kecantikan Jepang, yang menjadi tolok ukur OG untuk inovasi perawatan kulit mutakhir, tidak pernah menyerah, dan diam-diam terus berupaya untuk memikat hati dan uang konsumen setia di seluruh dunia. Seiring dengan meningkatnya permintaan akan kecantikan Korea, apakah sudah tiba waktunya bagi dunia perawatan kulit Jepang yang halus namun kuat untuk kembali bersinar? Namun pertama-tama, lihatlah tonggak sejarah dan keunggulan yang telah melambungkan kultus kecantikan Jepang ke masyarakat internasional. https://hari88.net/

PELOPOR DAN PEMBANGUN PERAWATAN KULIT JEPANG

Pasar perawatan kulit Jepang sangat dipengaruhi oleh beberapa merek tertentu. Shiseido, didirikan pada tahun 1872 di Ginza, dipuji sebagai salah satu perusahaan kosmetik tertua di dunia, dan terus mendobrak batasan selama beberapa dekade dengan inovasi produk dan penelitian terobosan.

Apakah perawatan kulit Jepang sudah kehilangan kilaunya?

Perusahaan ini tetap menjadi raksasa dalam industri kecantikan, memiliki puluhan merek prestise, mulai dari label Jepang seperti Cle de Peau Beaute dan Issey Miyake hingga merek internasional seperti Drunk Elephant dan Dr Dennis Gross.

Nama Jepang bertingkat lainnya adalah Shu Uemura. Didirikan pada tahun 1967 oleh penata rias Shu Uemura, perusahaan ini memberikan minyak pembersih ikonik kepada dunia, yang menggabungkan minyak nabati dengan teknologi mutakhir yang menargetkan berbagai masalah kulit, dan memperkenalkan koleksi riasan yang kaya akan seni Jepang.

Tentu saja, ada juga SK-II yang terkenal mengembangkan produk kultus favorit berdasarkan proses fermentasi yang digunakan dalam produksi sake. Para pionir ini tidak hanya menciptakan produk; mereka menciptakan warisan yang terus menjadi tolok ukur bagi industri ini

MENJEMBATANKAN TRADISI DENGAN TEKNOLOGI

Jepang identik dengan inovasi teknologi, begitu pula industri perawatan kulitnya. Bagi merek-merek Jepang, memadukan kearifan tradisi kuno negara mereka dengan teknologi ilmiah mutakhir adalah hal yang wajar.

Merek seperti Shiseido, Kanebo, dan SK-II selalu menjadi yang terdepan, bereksperimen dengan bahan-bahan baru dan formula pionir. Dari memanfaatkan kekuatan bahan-bahan alami, yang biasanya hanya ada di Jepang, seperti matcha, sake, minyak dedak padi, dan ekstrak daun sakura, kemudian merevolusi cara bahan-bahan aktif tersebut disalurkan ke Nanoteknologi dan enkapsulasi juga menjadi tren di industri kosmetik Jepang.

INOVASI J-BEAUTY

Apakah perawatan kulit Jepang sudah kehilangan kilaunya?

Banyak ritual dan produk kecantikan yang kita sukai saat ini dikembangkan oleh orang Jepang. Inovasi seperti metode pembersihan ganda, esensi perawatan kulit, layering (menggunakan toner, lotion dan esensi agar produk dapat terserap maksimal) dan tabir surya dengan SPF tinggi kini banyak diadopsi dan dipuja oleh para pecinta kecantikan.

Filosofi hidrasi yang lembut, secara konsisten membangun ketahanan kulit dari waktu ke waktu, dan memelihara pelindung alami kulit, merupakan elemen klasik dari J-Beauty.

Dengan memelopori kemajuan dalam penggunaan bahan-bahan seperti asam hialuronat (seperti Hada Labo dan Asam Hialuronat Supernya, campuran tiga asam hialuronat untuk menghidrasi kulit) dan ceramide (Kao mengembangkan merek Curel untuk kulit kering dan sensitif menggunakan temuan terobosan dari penelitian ceramide-nya), perusahaan-perusahaan Jepang telah mempengaruhi perawatan kulit modern, menetapkan standar dan inspirasi baru bagi merek-merek di seluruh dunia.